Wikipedia

Hasil penelusuran

Selasa, 18 Desember 2018


1 Biografi Imogene M King

Imogene King lahir pada 30 Januari 1923 dan wafat pada 24 Desember 2007. Beliau adalah seorang pelopor pengembangan teori keperawatan. Teori sistem berinteraksinya keperawatan dan teorinya pencapaian tujuan telah dimasukkan dalam setiap teori keperawatan utama. Teori-teori ini diajarkan kepada ribuan mahasiswa keperawatan, membentuk dasar dari program pendidikan keperawatan, dan diimplementasikan dalam berbagai pengaturan layanan.

Beliau  lulus dari St John's Hospital School of Nursing tahun 1945 dengan gelar di bidang keperawatan dan memperoleh gelar Bachelor of Science dari St Louis University. Pada tahun 1948 dalam bidang keperawatan mendapat gelar Master of Scienc. Pada tahun 1961, Imogene lulus dengan gelar dokter pendidikan dari Teachers College, Columbia University.

                        Imogene telah mengajar di banyak universitas termasuk Universitas Loyola di Chicago, Ohio State University, dan University of South Florida. Dia juga memiliki banyak pengalaman keperawatan termasuk keperawatan di rumah sakit, kantor, dokter dan sekolah.

            Kerangka konseptual yang dikembangkan Imogene melibatkan tiga set berinteraksi sistem. Pada tingkat terkecil adalah sistem pribadi, terdiri dari individu. Contoh sistem pribadi individu perawat dan pasien. Tingkat kedua dari sistem sistem interpersonal, atau kelompok. Ini adalah kelompok umumnya kecil.





2.2 Sejarah Teori Imogene King

King mengungkapkan teori secara bertahap yang dimulai pada periode tahun 1961-1966, yaitu tentang “Konsep Umum dari Perilaku Manusia” (General Concepts of Human Behavior). Ini merupakan konseptual yang dihasilkan melalui penelaahan literatur. Asumsi dasar King bahwa manusia seutuhnya meliputi sosial, perasaan, rasional, reaksi, kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu. Pada tahun 1966-1968, ia mengeluarkan artikel yang berjudul “Kerangka Kerja Konseptual Keperawatan” (A Conceptual Framework for Nursing). Selanjutnya pada tahun 1968-1972 King menyimpulkan teori keperawatan sebagai berikut:

a.       Gambaran yang sistematis dari keperawatan adalah syarat mutlak untuk mengembangkan keperawatan.

b.      Pada periode 1971 ia mengatakan, perawat adalah individual dan professional tetapi keperawatan belum sebagai ilmu. Pada tahun 1980-1981 mempublikasikan teori keperawatannya sebagai suatu sistem, konsep dan proses.

Pada suatu pertemuan King mengatakan bahwa teori sistem dari ilmu perilaku mendukung pengembangan interaksi yang dinamis. King mengidentifikasi sistem yang dinamis dalam tiga sistem interaksi, yaitu: personal systems (individual), interpersonal systems (group) dan social systems (keluarga, sekolah, industri, organisasi sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll) yang disebut dengan Dynamic Interacting Systems. Asumsi dasar King adalah jika tujuan keperawatan fokus terhadap pencapaian tujuan dari setiap individu dan kelompok serta suatu alasan yang dapat diterima, berarti hal ini merupakan suatu sistem yang terbuka dan pada akhirnya kerangka kerja konseptual harus diorganisir untuk menggabungkan ide-ide Berdasarkan kerangka kerja konseptual (conceptual framework) dan asumsi dasar tentang human being, King menggabungkannya menjadi teori pencapaian tujuan (theory of goal attainment). Menurut King, sistem interaksi yang dinamis digambarkan sebagai proses interaksi manusia sebagai individu, kelompok dan masyarakat dengan lingkungannya sebagai sistem yang terbuka dan berorientasi pada pencapaian tujuan (Parker,2001).



2.3 Definisi Konsep Theory Goal Attainment (1971)

King mendefenisikan teorinya sebagai serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan dapat diamati dalam praktek keperawatan. Teori ini membangun tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge.) Theory Goal Attainment (Pencapaian tujuan) menurut King adalah sistem interaksi yang dinamis dan digambarkan sebagai proses interaksi manusia sebagai individu, kelompok dan masyarakat dengan lingkungannya sebagai sistem yang terbuka dan berorientasi pada pencapaian tujuan, meliputi: interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang (Marriner,A. 1986).



2.4 Model Konsep Theory Goal Attainment

Menurut King, personal system (individu) merupakan sistem terbuka yang meliputi persepsi (perception), diri (self), pertumbuhan dan perkembangan (growth and development), citra diri (body image), ruang (space), dan waktu (time). Interpersonal system (group) merupakan suatu hubungan antara perawat dan pasien yang meliputi interaksi, komunikasi, transaksi, peran dan stress. Social system (sosial) yang berarti bahwa sistem pembatas peran organisasi sosial, perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk memelihara nilai-nilai dan mekanisme pengaturan antara praktik dan aturan. Terdiri dari organisasi, otoritas, kekuasaan, status dan pengambilan keputusan. (George, 1995).

Melalui dasar sistem tersebut, maka King menganggap manusia merupakan individu yang reaktif yakni bereaksi terhadap situasi, orang dan objek. Manusia sebagai makhluk yang berorientasi terhadap waktu tidak lepas dari masa lalu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa depan dan sebagai makhluk sosial manusia akan hidup bersama orang lain yang akan selalu berinteraksi.(Parker, 2001).

Kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) terdiri dari tiga sistem interaksi yang dikenal dengan Dynamic Interacting Systems, meliputi: Personal systems (individuals), interpersonal systems (groups) dan social systems (keluarga, sekolah, industri, organisasi sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll).

Asumsi dasar King tentang manusia seutuhnya (Human Being) meliputi sosial, perasaan, rasional, reaksi, kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu. Dari keyakinannya tentang human being ini, King telah menderivat asumsi tersebut lebih spesifik terhadap interaksi perawat – klien:

1.             Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.

2.    Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.

3.             Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.

4.    Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan hal tersebut mempengaruhi kehidupan dan kesehatan mereka serta pelayanan masyarakat.

5.    Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran informasi sehingga membantu individu dalam membuat keputusan tentang pelayanan kesehatannya.

6.             Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan.

7.    Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan kesehatan dapat berbeda.

Human being mempunyai tiga dasar kebutuhan kesehatan yang fundamental :

1.      Kebutuhan terhadap informasi kesehatan dan dapat dipergunakan pada saat dibutuhkan.

2.      Kebutuhan terhadap palayanan kesehatan bertujuan untuk pencegahan penyakit.

3.      Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkan ketika individu tidak mampu untuk membantu dirinya sendiri.           


King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan pendekatan sistem terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan lingkungan, sehingga King mengemukakan dalam model konsep interaksi.

Dalam mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep kerjanya yang meliputi adanya sistem personal, sistem interpersonal, dan sistem sosial yang saling berhubungan satu dengan yang lain.

Menurut King sistem personal merupakan sistem terbuka di mana di dalamnya terdapat persepsi, adanya pola tumbuh kembang, gambaran tubuh, ruang dan waktu dari individu dan lingkungan, kemudian hubungan interpersonal merupakan suatu hubungan perawat dan pasien serta hubungan sosial yang mengandung arti bahwa suatu interaksi perawat dan pasien dalam menegakkan sistem sosial sesuai dengan situasi yang ada. Melalui dasar sistem tersebut maka King memandang manusia merupakan individu yang reaktif yakni bereaksi terhadap situasi, orang dan objek. Manusia sebagai makhluk yang berorientasi terhadap waktu tidak lepas dari masa lalu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa yang akan datang dan sebagai makhluk sosial manusia akan hidup bersama dengan orang lain yang akan berinteraksi satu dengan yang lain.

Berdasarkan hal tersebut, maka manusia memiliki tiga kebutuhan dasar yaitu, kebutuhan terhadap informasi kesehatan, kebutuhan terhadap pencegahan penyakit dan kebutuhan terhadap perawatan ketika sakit. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, King mengemukakan pendekatan teori yang terdiri dari komponen sistem sosial, sistem personal, dan sistem interpersonal.

Konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari komponen:

  1. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku, dalam memahami atau mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan.
  2. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat dari adanya aksi dan merupakan respon dari individu.
  3. Interaksi merupakan suatu bentuk kerja sama yang saling mempengaruhi antara perawat dan klien yang terwujud dalam komunikasi.
  4. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi suatu persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar