1 Biografi Imogene M King
Imogene King
lahir pada 30 Januari 1923 dan wafat pada 24 Desember 2007. Beliau adalah seorang pelopor pengembangan teori
keperawatan. Teori sistem berinteraksinya keperawatan dan teorinya pencapaian
tujuan telah dimasukkan dalam setiap teori keperawatan utama. Teori-teori ini diajarkan kepada ribuan mahasiswa keperawatan,
membentuk dasar dari program pendidikan keperawatan, dan diimplementasikan dalam berbagai pengaturan layanan.
Beliau lulus dari St John's Hospital
School of Nursing tahun 1945 dengan gelar di bidang keperawatan dan memperoleh
gelar Bachelor of Science dari St Louis University. Pada tahun 1948 dalam
bidang keperawatan mendapat gelar Master of Scienc. Pada tahun 1961, Imogene
lulus dengan gelar dokter pendidikan dari Teachers College, Columbia
University.
Imogene
telah mengajar di banyak universitas termasuk Universitas Loyola di Chicago,
Ohio State University, dan University of South Florida. Dia juga memiliki
banyak pengalaman keperawatan termasuk keperawatan di rumah sakit, kantor,
dokter dan sekolah.
Kerangka konseptual yang
dikembangkan Imogene melibatkan tiga set berinteraksi sistem. Pada tingkat
terkecil adalah sistem pribadi, terdiri dari individu. Contoh sistem pribadi
individu perawat dan pasien. Tingkat kedua dari sistem sistem interpersonal,
atau kelompok. Ini adalah kelompok umumnya kecil.
2.2
Sejarah Teori Imogene King
King mengungkapkan teori secara
bertahap yang dimulai pada periode tahun 1961-1966, yaitu tentang “Konsep Umum
dari Perilaku Manusia” (General Concepts
of Human Behavior). Ini merupakan konseptual yang dihasilkan melalui
penelaahan literatur. Asumsi dasar King bahwa manusia seutuhnya meliputi
sosial, perasaan, rasional, reaksi, kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan
orientasi pada waktu. Pada tahun 1966-1968, ia mengeluarkan artikel yang
berjudul “Kerangka Kerja Konseptual Keperawatan” (A Conceptual Framework for Nursing). Selanjutnya pada tahun
1968-1972 King menyimpulkan teori keperawatan sebagai berikut:
a.
Gambaran yang sistematis dari keperawatan adalah syarat
mutlak untuk mengembangkan keperawatan.
b.
Pada periode 1971 ia mengatakan, perawat adalah individual
dan professional tetapi keperawatan belum sebagai ilmu. Pada tahun 1980-1981
mempublikasikan teori keperawatannya sebagai suatu sistem, konsep dan proses.
Pada suatu pertemuan King mengatakan
bahwa teori sistem dari ilmu perilaku mendukung pengembangan interaksi yang
dinamis. King mengidentifikasi sistem yang dinamis dalam tiga sistem interaksi,
yaitu: personal systems (individual),
interpersonal systems (group) dan social systems (keluarga, sekolah,
industri, organisasi sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll) yang disebut
dengan Dynamic Interacting Systems.
Asumsi dasar King adalah jika tujuan keperawatan fokus terhadap pencapaian
tujuan dari setiap individu dan kelompok serta suatu alasan yang dapat
diterima, berarti hal ini merupakan suatu sistem yang terbuka dan pada akhirnya
kerangka kerja konseptual harus diorganisir untuk menggabungkan ide-ide
Berdasarkan kerangka kerja konseptual (conceptual
framework) dan asumsi dasar tentang
human being, King menggabungkannya menjadi teori pencapaian tujuan (theory of goal attainment). Menurut
King, sistem interaksi yang dinamis digambarkan sebagai proses interaksi
manusia sebagai individu, kelompok dan masyarakat dengan lingkungannya sebagai
sistem yang terbuka dan berorientasi pada pencapaian tujuan (Parker,2001).
2.3 Definisi Konsep Theory
Goal Attainment (1971)
King mendefenisikan teorinya sebagai
serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan dapat diamati dalam
praktek keperawatan. Teori ini membangun tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge.) Theory Goal Attainment
(Pencapaian tujuan) menurut King adalah sistem interaksi yang dinamis dan
digambarkan sebagai proses interaksi manusia sebagai individu, kelompok dan
masyarakat dengan lingkungannya sebagai sistem yang terbuka dan berorientasi pada
pencapaian tujuan, meliputi: interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran,
stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang (Marriner,A. 1986).
2.4 Model Konsep Theory
Goal Attainment
Menurut King, personal system (individu) merupakan sistem terbuka yang meliputi
persepsi (perception), diri (self), pertumbuhan dan perkembangan (growth and
development), citra diri (body image), ruang (space), dan waktu (time).
Interpersonal system (group) merupakan suatu hubungan antara perawat dan pasien
yang meliputi interaksi, komunikasi, transaksi, peran dan stress. Social system (sosial) yang berarti
bahwa sistem pembatas peran organisasi sosial, perilaku, dan praktik yang
dikembangkan untuk memelihara nilai-nilai dan mekanisme pengaturan antara
praktik dan aturan. Terdiri dari organisasi, otoritas, kekuasaan, status dan
pengambilan keputusan. (George, 1995).
Melalui dasar sistem tersebut, maka
King menganggap manusia merupakan individu yang reaktif yakni bereaksi terhadap
situasi, orang dan objek. Manusia sebagai makhluk yang berorientasi terhadap
waktu tidak lepas dari masa lalu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa
depan dan sebagai makhluk sosial manusia akan hidup bersama orang lain yang
akan selalu berinteraksi.(Parker, 2001).
Kerangka kerja konseptual (Conceptual
Framework) terdiri dari tiga sistem interaksi yang dikenal dengan Dynamic
Interacting Systems, meliputi: Personal systems (individuals), interpersonal
systems (groups) dan social systems (keluarga, sekolah, industri, organisasi
sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll).
Asumsi dasar King tentang manusia
seutuhnya (Human Being) meliputi sosial, perasaan, rasional, reaksi, kontrol,
tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu. Dari keyakinannya tentang
human being ini, King telah menderivat asumsi tersebut lebih spesifik terhadap
interaksi perawat – klien:
1.
Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses
interaksi.
2.
Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klien
mempengaruhi proses interaksi.
3.
Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya
sendiri.
4. Individu mempunyai hak untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan hal tersebut mempengaruhi
kehidupan dan kesehatan mereka serta pelayanan masyarakat.
5. Profesional kesehatan mempunyai
tanggung jawab terhadap pertukaran informasi sehingga membantu individu dalam
membuat keputusan tentang pelayanan kesehatannya.
6.
Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan
kesehatan.
7. Tujuan dari profesional kesehatan
dan tujuan dari penerima pelayanan kesehatan dapat berbeda.
Human being mempunyai tiga dasar
kebutuhan kesehatan yang fundamental :
1.
Kebutuhan terhadap informasi kesehatan dan dapat
dipergunakan pada saat dibutuhkan.
2.
Kebutuhan terhadap palayanan kesehatan bertujuan untuk
pencegahan penyakit.
3.
Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
ketika individu tidak mampu untuk membantu dirinya sendiri.
King
memahami model konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan pendekatan
sistem terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan lingkungan,
sehingga King mengemukakan dalam model konsep interaksi.
Dalam
mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep kerjanya yang meliputi
adanya sistem personal, sistem interpersonal, dan sistem sosial yang saling
berhubungan satu dengan yang lain.
Menurut
King sistem personal merupakan sistem terbuka di mana di dalamnya terdapat
persepsi, adanya pola tumbuh kembang, gambaran tubuh, ruang dan waktu dari
individu dan lingkungan, kemudian hubungan interpersonal merupakan suatu
hubungan perawat dan pasien serta hubungan sosial yang mengandung arti bahwa
suatu interaksi perawat dan pasien dalam menegakkan sistem sosial sesuai dengan
situasi yang ada. Melalui dasar sistem tersebut maka King memandang manusia
merupakan individu yang reaktif yakni bereaksi terhadap situasi, orang dan
objek. Manusia sebagai makhluk yang berorientasi terhadap waktu tidak lepas
dari masa lalu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa yang akan datang dan
sebagai makhluk sosial manusia akan hidup bersama dengan orang lain yang akan
berinteraksi satu dengan yang lain.
Berdasarkan
hal tersebut, maka manusia memiliki tiga kebutuhan dasar yaitu, kebutuhan
terhadap informasi kesehatan, kebutuhan terhadap pencegahan penyakit dan
kebutuhan terhadap perawatan ketika sakit. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
King mengemukakan pendekatan teori yang terdiri dari komponen sistem sosial,
sistem personal, dan sistem interpersonal.
Konsep hubungan manusia menurut King
terdiri dari komponen:
- Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku, dalam memahami atau mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan.
- Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat dari adanya aksi dan merupakan respon dari individu.
- Interaksi merupakan suatu bentuk kerja sama yang saling mempengaruhi antara perawat dan klien yang terwujud dalam komunikasi.
- Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi suatu persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar