TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN VIRGINIA HENDERSON
TEORI DAN MODEL
KEPERAWATAN
VIRGINIA HENDERSON
Konsep Utama Teori dan
Model Keperawatan Virginia Henderson
Perkembangan definisi
keperawatan yang dikembangkan oleh Virginia Henderson didasari oleh 2 (dua)
hal, yaitu :
1. Sering ikut serta di
dalam merevisi buku-buku keperawatan
2. Ditemukannya kasus
tentang tidak adanya izin yang memenuhi syarat untuk memberikan kenyamanan
dalam bentuk pelayanan / asuhan keperawatan yang berkompeten bagi konsumen di
beberapa negara.
Henderson meyakini bahwa
seharusnya sebuah teks yang menjadi sumber bagi praktek keperawatan juga
menggambarkan tentang definisi keperawatan. Selanjutnya prinsip-prinsip dan
praktek keperawata harus dibangun atas dasar kaidah-kaidah keprofesian, serta
berasal dari definisi profesi keperawatan itu sendiri.
Henderson melakukan suatu
proses untuk mengatur praktek keperawatan melalui proses perizinan dari setiap
negara. Untuk menyempurnakan hal tersebut dia yakin bahwa keperawatan secara
eksplisit harus didefinisikan dalam artian sebagai “tindakan dari para
perawat”. Tindakan - tindakan tersebut digaris bawahi dengan parameter legal
dari fungsi perawat dalam merawat klien / pasien dan memberikan perlindunga
bagi masyarakat umum dari praktek-praktek yang tidak berkompeten, ataupun tidak
sempurna. Pernyataan – pernyataan dari pihak yang berwenang tentang fungsi
keperawatan pada tahun 1932 dan 1937 telah dipublikasikan oleh Asosiasi Perawat
Amerika (ANA / American Nurse Association), namun menurut Henderson
pernyataan-pernyataan tersebut belum spesifik dan tidak memuaskan; sehingga
pada tahun 1955 munculah definisi tentang profesi keperawatan dari ANA sebagai
berikut :
“ Profesi keperawatan
diartikan sebagai suatu tindakan untuk melengkapi beberapa tindakan dari tim
kesehatan, antara lain: dalam mengobservasi, melakukan perawatan, memberikan
nasehat/anjuran bagi yang sakit, terluka atau yang lemah, mencegah dari
tertularnya penyakit lain, serta membantu dalam pemeliharaan status kesehatannya.
Disamping itu profesi ini juga bertugas membina dan membimbing petugas lainnya,
termasuk dalam pemberian pengobatan kepada pasien (sebagai tugas
kolaboratif/limpahan). Oleh karena itu dalam bekerja diperlukan keahlian khusus
yang termasuk di dalamnya adalah ilmu biologi, fisika, dan ilmu sosial; serta
aplikasinya yang juga perlu digali lebih dalam untuk menambah wawasan dalam
menegakan diagnosa keperawatan atau membantu dalam pemberian terapi atau
ukuran-ukuran lain yang perlu koreksi”.
Pernyataan tersebut di
atas dipandang sebagai sebuah pernyataan tambahan saja, karena fungsifungsi
keperawatan teridentifikasi, tetapi definisinya masih sangat umum dan kurang
jelas. Dalam pernyataan yang baru, perawat bisa mengamati, merawat, dan
memberikan nasehat / anjuran bagi pasien dan bisa membina pegawai lain tanpa
dibina oleh dokter, tetapi dilarang untuk mendiagnosa, memberikan resep, atau
mengoreksi masalah keperawatan. Pada tahun 1995, definisi keperawatan yang
pertama dari Henderson dipublikasikan dalam revisi buku keperawatan Bertha
Harmer, sebagai berikut:
“Keperawatan yang
utamanya adalah membantu individu baik sakit ataupun sehat dengan tindakan -
tindakan yang memberikan kontribusi bagi kesehatan atau kesembuhan, atau bahkan
suatu kematian Yang didorong dengan kekuatan, keinginan, dan pengetahuan.
Keperawatan merupakan kontribusi yang bersifat unik untuk membantu individu
agar mandiri dengan memberikan bantuan seperlunya.”.
Fokus Henderson terhadap
perawatan individu lebih ditekankan pada komponen-komponen dalam keperawatan,
sebagai berikut:
1. Bernafas secara normal
2. Tercukupinya kebutuhan
makan dan minum
3. Mengurangi zat-zat
yang tidak berguna bagi tubuh
4. Mengubah dan
memelihara bentuk tubuh yang diinginkan
5. Tercukupinya kebutuhan
tidur dan istirahat
6. Memilih pakaian yang
tepat/sesuai
7. Menjaga suhu tubuh dalam rentang yang normal
dengan menyesuaikan pakaian dan memodifikasi terhadap kondisi lingkungan
8. Menjaga kebersihan
tubuh dan kerapihan
9.Menghindari bahaya terhadap kondisi lingkungan
dan menghindari jatuhnya korban lain
10.Berkomunikasi dengan orang lain untuk
menyalurkan emosi, kebutuhan, ketakutan, dan berpendapat
11.Beribadah sesuai dengan satu kepercayaan
12.Bekerja dengan
semangat untuk mencapai keberhasilan
13.Berperan atau
berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi
14.Belajar menggunakan fasilitas kesehatan yang
tersedia untuk menemukan atau memuaskan rasa ingin tahu yang akan membantu
meningkatkan kondisi kesehatan.
Pada tahun 1966,
Henderson menyatakan pendapatnya mengenai definisi keperawatan yang
dipublikasikan oleh “The Nature of Nursing”, dan pendapatnya tersebut dipandang
sebagai kristalisasi dari ide-idenya, yaitu sebagai berikut:
“Fungsi unik perawat
adalah membantu individu baik sehat, maupun sakit dengan tindakantindakan yang
memberikan kontribusi bagi kesehatan atau penyembuhan, atau untuk memperoleh
kematian dengan damai, dan harus dilakukannya tanpa bantuan, sehingga sangat
membutuhkan kekuatan, kemauan, serta pengetahuan. Untuk dapat melakukan hal
tersebut, maka dapat dilakukan berbagai cara agar dapat mempercepat kemandirian
pasien sesegera mungkin”.
Situasi yang ideal bagi
seorang perawat adalah berpartisipasi penuh dalam bekerja secara tim dengan
kelompoknya tanpa campur tangan pihak lain, dan mendayagunakan kekuatan fisik
yang dimiliki, keinginan, serta pengetahuannya untuk mencapai deraja kesehatan
secara optimal.
Pada kenyataannya saat
itu tugas-tugas perawat sangat dibatasi, peran profesinya juga dalam
pembatasan, serta kebutuhan untuk memberikan prioritas keperawatan yang unik
sesuai kondisi.
Bagaimanapun Henderson
menganjurkan kepada perawat, agar berperan-serta aktif dalam menunjukan
fungsi-fungsinya terhadap tenaga kesehatan lainnya yang mungkin peran tersebut
dapat membantu dan meningkatkan keahliannya. Didasari oleh berbagai keadaan
secara luas, fungsi keperawatan tersebut akan berbeda antara daerah yang satu
dengan daerah lainnya, walaupun berada dalam satu negara. Jumlah perawat,
dokter dan tenaga kesehatan lainnya akan berpengaruh terhadap apa yang akan
dilakukan oleh perawat. Konsekuensinya, hal ini akan menimbulkan kebingungan
terhadap berbagai peran perawat, terutama sejak adanya praktek keperawatan.
B. Hubungan Teori
Virginia Henderson dengan Konsep Utama Keperawatan
Henderson dalam memandang
konsep manusia atau individu, selalu mempertimbangkan komponen biologi, mental
/ kejiwaan, sosiologi, dan spiritual. Ada 14 (empat belas) komponen dasar yang
selalu mengacu pada kebutuhan dasar manusia tersebut bermanfaat dalam
memanfaatkan fungsi keperawatan, dan dikategorikan sebagai berikut:
- Sembilan komponen
pertama adalah komponen fisik
- Ke sepuluh dan ke empat
belas merupakan aspek kejiwaan mengenai komunikasi
- Ke sebelas adalah
spiritual dan moral
- Ke dua belas dan tiga belas adalah komponen
sosiologi yang berorientasi pada kegiatan dan rekreasi.
Henderson juga meyakini bahwa antara pikiran
dan tubuh tidak dapat dipisahkan, keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat;
disamping itu Henderson menekankan beberapa aspek tentang konsep masyarakat /
lingkungan yang dihubungkan dengan masalah individu. Dia membahas lebih rinci
hubungan antara individu dengan keluarganya, tetapi kurang membahas pengaruh
masyarakat terhadap hubungan antara individu dengan keluarganya.
Dalam bukunya yang
ditulis bersama Harmer, dia memberikan dukungan terhadap agen swasta dan
pemerintah yang telah memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Dia
yakin bahwa masyarakat berharap untuk mendapatkan pelayanan keperawatan,
terutama terhadap individu yang tidak mampu melakukan apapun secara mandiri.
Pada gilirannya dia berharap masyarakat dapat berkontribusi terhadap
perkembangan pendidikan keperawatan.
Perawat membutuhkan
berbagai macam pendidikan yang di dalam masyarakat kita hanya tersedia di
lembaga atau universitas. Kurangnya dana yang tersedia dari anggaran agen
pelayanan kesehatan terhadap program pelatihan perawatan, sehingga menyebabkan
tidak terpenuhinya kebutuhan perawat. Pendidikan perawat yang ada bersifat general yang
akan memberikan pemahaman bagi perawat mengenai bagaimana keperawatan itu,
serta bagaimana juga faktor- faktor lingkungan mempengaruhi individu dalam
kehidupannya. Henderson meyakini bahwa kesehatan berhubungan erat dengan fungsi
manusia; oleh karena itu definisi kesehatan didasarkan pada kemampuan individu
untuk berfungsi secara independen sebagaimama yang disebutkan pada 14 komponen
di atas. Dia juga cenderung menekankan agar perawat dalam bertugas selalu
berusaha mendorong menjaga kesehatannya dan melindungi diri dari penyakit.
Henderson menjelaskan bagaimana
faktor umur, latar belakang budaya, kapasitas fisik dan intelektual, serta
keseimbangan emosi dapat mempengaruhi kesehatan seseorang. Kondisi tersebut
selalu muncul dan mempengaruhi kebutuhan-kebutuhan dasar manusia.
Dia merupakan
satu-satunya orang yang pertama kali meyakini bahwa perawat membutuhkan suatu
bentuk pendidikan liberal termasuk ilmu pengetahuan, ilmu sosial, dan
kemanusiaan. Berdasarkan definisi
keperawatan, dan 14 komponen dasar keperawatan di atas, perawat diharapkan
mampu melakukan rencana terapi fisik. Perawatan terhadap individu merupakan hasil
kreativitas dari perawat dalam melakukan perencanaan keperawatan. Selain itu
perawat juga diharapkan dapat meningkatkan kinerja keperawatannya terhadap
pasien dengan menggunakan hasil dari penelitian keperawatan yang telah ada.
Bagi Henderson perawat harus memiliki pengetahuan, memiliki dasardasar untuk
melakukan perawatan terhadap individu atau manusia, dan mampu memecahkan
berbagai permasalahan ilmiah.
C. Hubungan Teori
Virginia Henderson dengan Proses Keperawatan
Henderson memandang
proses keperawatan sebagai “sebuah aplikasi nyata dari pendekatan logis untuk
menyelesaikan suatu masalah”. Dengan pendekatan ini setiap orang dapat menerima
perawatan secara individu, dan proses keperawatan ini akan menghasilkan
keperawatan terhadap individu.
Dalam beberapa tulisannya
yang baru, Henderson juga memunculkan beberapa isu, menanyakan apakah
pendekatan problem solving / penyelesaia masalah merupakan hal istimewa
dalam keperawatan. Hal tersebut diuraikan sebagai berikut:
Dia membandingkan proses
perawatan dengan tahap tradisional dari proses terapi medis, seBab sejarah
keperawatan adalah paralel dengan sejarah medis: prediksi kesehatan oleh
perawat dengan pemeriksaan medis, diagnosa keperawatan yang dihubungkan dengan
diagnosa medis, dan apakah masalah administrasi dalam keperawatan juga sesuai
dengan praktek medis ?. Jika begitu, kemudian apa sebenarnya yang membuat
proses keperawatan merupakan hal yang istimewa dalam keperawatan ?.
Berhubungan dengan
mengatasi masalah: apakah pemecahan masalah selalu ada dalam keperawatan ?.
Henderson menyatakan, bahwa yang membuatnya begitu spesifik adalah aktivitasnya
dalam langkah pemecahan masalah tidak dapat diistimewakan sebagai ciri dari
keperawatan. Dia menanyakan dimanakah intuisi, pengalaman, kewenangan, dan
keahlian dalam proses keperawatan ?. Dia kemudian memberikan komentar, bahwa
keahlian dan ke-wenangan yang dampaknya tidak dipercaya lagi sebagai dasar
dalam praktik keperawatan. Apakah hal ini akan
membuat proses
keperawatan menjadi sangat terbatas dalam kenyataan pemanfaatannya.
Pendekatan pemecahan
masalah. Henderson mempertanyakan dimana seni keperawatan yang
sesuai dengan proses keperawatan. Jika suatu pandangan ilmiah bersifat obyektif
dengan hal yang tidak teridentifikasi, dan seni bersifat subyaktif yang sulit
didefinisikan, kemudian intuisi apakah yang sesuai ?. Dia juga menyatakan,
bahwa proses perawatan saat ini sangat memerlukan sisi ilmiah, intuisi, dan
artitis dari kinerja perawat; akan tetapi kenyataan yang ada saat itu perawatan
lebih ditekankan pada ilmu keperwatan dari pada gabungan antara ilmu dan seni
di mana akan terlihat lebih efektif dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan
b erbagai dasar keperawatan.
Apakah proses perawatan
tidak mempedulikan sisi subyektif dan kualitas intuisi yang digunakan dalam
keperawatan ?.
Proses perawatan yang
berhubungan dengan kurangnya kolaborasi dari tenaga kesehatan, pasien dan keluarga.
Henderson menyatakan, bahwa sebagaimana telah didefinisikan di atas proses
perawatan tidak melihat adanya pendekatan kolaborasi dari diagnosa, pelayanan
keperawatan dari tenaga kesehatan, dan tidak juga memberikan fasilitas bagi
pasien, serta keluarga jika mereka membutuhkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya.
Henderson berfikir bahwa proses perawatan menekankan pada suatu fungsi
independen perawat dari pada kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya, juga
degan pasien, dan keluarganya. Apa- kah proses perawatan lebih berfokus pada
fungsi independen perawat, dari pada fungsi interdependen ?.
Uraiannya terhadap Proses
Perawatan, adalah sebagai berikut:
1. Pengkajian Keperawatan
Terdapat suatu masalah dalam proses perawatan.
Penilaian nyata terhadap
proses perawatan tergantung pada pemahaman seseorang, interpretasi,
perpaduan, dan penggunaannya. Walaupun definisi dan penjelasan Henderson
mengenai keperawatan tidak secara langsung sesuai dengan langkah - langkah
dalam proses perawatan, tetapi terdapat hubungan antara kedua hal tersebut. Menurut Henderson,
perawat harus memiliki pengetahuan mengenai apa yang disebut normal dalam
kesehatan dan adanya penyakit. Berdasarkan pengetahuan ilmiah ini, perawat
dapat mengambil kesimpulan dari data-data yang ada. Henderson menyatakan,
bahwa, keperawatan dibutuhkan oleh individu yang dipengaruhi oleh usia, latar
belakang budaya, keseimbangan emosional,dan kapasitas fisik, serta
intelektualnya. Semua ini akan dipertimbangkan dalam mengevaluasi hasil
perawatan yang dibutuhkan oleh pasien.
2. Diagnosa Keperawatan
Analisa data didasarkan
pada faktor-faktor di atas, kemudian hasil analisa tersebut dipergunakan untuk
menentukan diagnosa keperawatan.Henderson tidak secara spesifik membahas
mengenai diagnosa keperawatan ini, dia lebih yakin dokterlah yang akan membuat
diagnosa, dan perawat melakukan tindakan-tindakan atas dasr diagnosa tersebut.
Diagnosa Keperawatan berhubungan dengan Bagaimana mengidentifikasi kemampuan
individu untuk menentukan kebutuhannya dengan atau tanpa bantuan yang turut
memperhitungkan kemampuan, keinginan, dan pemgetahuan. Berdasarkan pada data -
data yang tersedia, dan analisa terhadap data tersebut, perawat dapat
mengidentifikasi secara aktual berbagai masalah, seperti pernafasan yang tidak
normal. Sebagai tambahannya, juga masalah-masalah potensial lainnya dapat
teridentifikasi.
3. Perencanaan
Keperawatan
Setelah diagnosa
keperawatan dibuat, maka selanjutnya perawat akan menyusun rencana perawatan.
Berdasarkan rencana perawatan ini, Henderson menyatakan: dengan rencana
perawatan ini, maka perawatan yang efektif dapat direncanakan lebih baik. Suatu
rencana yang tertulis akan mendorong munculnya ide-ide tentang kebutuhan
individu, kecuali jika terdapat aturan-aturan lain yang harus dilakukan oleh
individu tersebut secara rutin.Tidak terlaksananya perencanaan dapat
dipengaruhi oleh anggota keluarga lainnya.
Selanjutnya suatu rencana perawatan
membutuhkan modifikasi secara berkesinambungan yang didasarkan pada kebutuhan
individu. Henderson menyarankan penulisan rencana perawatan dapat diikuti
dengan kebutuhan perawatan secara bertahap. Dia menekankan bahwa perawatan
harus selalu disusun sesuai dengan kebutuhan individu, dan rencana terapi dari
dokter. Henderson menggaris-bawahi tahap-tahap perencanaan sebagai jalan untuk
membuat rencana bagi pemenuhan kebutuhan individu. Perencanaan yang selalu diperbaharui harus
didasarkan pada kebutuhan kebutuhan individu tersebut, lebih dispesifikan, dan
dapat diimplementasikan, serta disesuaikan dengan adanya terapi medis.
Perencanaan perawatan yang ditulis, intinya adalah hasil dari identifikasi
kebutuhan perawatan dari individu. Walaupun Henderson tidak menggunakan
istilahistilah seperti saat ini, tetapi intinya adalah sama.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi sesuai
dengan perencanaan keperawatan yang dibuat. Bagi Henderson, implementasi
keperawatan harus tertuju pada bantuan terhadap kebutuhan pasien sesuai dengan
kebutuhan 14 komponen tersebut di atas. Sebagai contoh: dalam membantu individu terhadap
kebutuhan istirahat dan tidur, perawat akan mencoba untuk lebih mengetahui
metoda-metoda dalam membujuk pasien untuk beristirahat dan tidur sebelum
diberikan obat-obatan. Henderson menyimpulkan: “ Saya memandang keperawatan
terutama adalah sebagai pelengkap dalam memenuhi kebutuhan pasien melalui
pengetahuan, keinginan, dan kekuatan untuk melakukan aktifitas sehari-hari,
serta untuk melakukan berbagai tindakan / perlakuan terhadap pasien tersebut
sesuai dengan terapi medik”. Dia juga menyatakan, bahwa fungsi utama dari
perawat ini tentu saja harus dilakukan untuk mendukung rencana terapi medis,
sehingga perawat perlu melakukan tidakan – tindakanyang disarankan medis dalam
perawatan. Aspek implementasi penting lainnya dalam pembahasan Henderson adalah
hubungan antara perawat dan pasien . Perawat harus menjadi pihak luar yang
memahami kebutuhan pasien dan memberikan ukuran-ukuran bagi pemenuhan ukuran
tersebut . Henderson juga berbicara mengenai kualitas dari keperawatan; perawat
yang berkompeten akan menggunakan proses interpersonal dan prediksi-prediksi
selama memberikan perawatan .
5. Evaluasi Keperawatan
Henderson mendasarkan
evaluasi terhadap setiap perawat didasarkan pada kecepatan atau derajatnya
dalam mendorong kegiatan pasien secara independent kembali seperti hari-hari
normal .
Hal ini disebutkan dalam
definisi dan fungsi yang unik dari perawat. Untuk tujuan evaluasi, perubahan
pada level fungsi kebutuhan individu juga harus diamati dan diperhitungkan .
Sebuah data perbandingan mengenai kemampuan fungsional individu dilakukan
sebelum dan sesudah proses perwatan . Semua perubahan akan dicatat untuk
dievalusi . Untuk menyimpulkan proses perawatan yang diaplikasikan dalam
definisi Handerson mengenai keperawatan dan 14 komponen dasar dari keperawatan
, mengacu pada tabel di bawah ini :
Proses keperawatan 14
(Empat belas) komponen Henderson dan definisi keperawatan
Pengkajian keperawatan
Pengkajian kebutuhan manusia didasarkan pada 14 komponen dasar keperawatan
1. bernafas secara normal
2. makan dan minum yang mencukupi
3. Eliminasi
4. Gerak dan kethana tubuh
5. tidur dan istirahat
6. meilih pakaian yang tepat
7. suhu tubuh
8. kebe sihan tubuh dan kerapihan
9. Menjaga lingkungan
10. Komunikasi
11.beribadah sesuai dengan satu kepercayaan
12.Prestasi pekerjaan
13.rekreasi
14. belajar, mengethui,
memenuhi rasa ingin tahu
Diagnosa keperawatan
Analisa : menghubungkan data dengan ilmu dasar dari kesehatan dan penyakit
.Mengindentifikasi kemampuan individual untuk memenuhi kebutuhannya dengan atau
tanpa bantuan, memberi perhtian pada kemampuan, keilmuan dan pengetahuan.
Rencana keperawatan Merkomendasikan bagaimana
cara perawat dalam membantu individu yang sakit ataupun yang sehat .
Implementasi keperawatan
Membantu individu yang sehat maupun yang sakit dalam menampilkan aktifitas
untuk pemenuhan kebutuhan yang dapat maningkatkan kesehatan, pulih dari
penyakit atau membantu meninggal dalam kedamaian. Implementasi didasarkan pada
prinsif psikologi, usia, latar belakang budaya, control emosi, kemampuan fisik
dan intelektual. Memberi resep yang telah ditentukan oleh dokter. Evaluasi Keperawata
Menerapkan definisi keperawatan yang telah diterima dan menghu -bungkan standar
yang tepat dengan praktek keperawatan. Kualitas pelayanan secara drastis dipengaruhi
oleh ketersediaan dan kemampuan yang dimiliki oleh personel keperawatan dibandingkan
dengan jumlah waktu perawatan. Hasil yang baik dari proses keperawatan
didasarkan pada cepat lambatnya seorang pasien menunjukan kemampuan secara
mandiri dalam melakukan aktivitas pemenuhan kebutuha sehari - hari.
D. Hubungan Teori
Virginia Henderson dengan Ciri Teori
1. Teori dapat berhubungan dengan konsep sebagai
suatu cara untuk membuat titik pandang yangberbeda pada fakta yang terjadi:
Henderson menggunakan konsep berdasarkan kebutuhan dasar
manusia, biopsikologi, budaya dan komunikasi dalam berinteraksi. Pentingnya
keseimbangan psikologi dan psikologikal dalam membuat keputusan tentang
peleyanan keperawatan, konsep budaya yang mempengaruhi kebukebutuhan manusia
dipelajari dari keluarga dan kelompok sosial lainnya. Perawat dapat membantu
individu untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Konsep komunikasi; kepekaan akan
komukasi non verbal dapat membantu mengekspresikan keinginan yang akan
disampaikan. Disamping itu suasana hati yang damai juga sebagai syarat untuk
dapat membantu memenuhi kebutuhan pasien untuk dapat menjalin hubungan baik
antara pasien dengan perawat.
2. Teori harus logis secara umum:
Definisi dari teori Handerson adalah logis. Perawat
membantu individu dalam menampilkanaktivitas yang mendukung kesehatan., masa
pemulihan, meniggal dengan damai dan dapatmenciptakan dengan kemandirian
secepat mungkin. Keempat belas komponen tersebut merupakan petunjuk bagi
individu dan perawat dalam menapai tujuan yang dipilih . Komponen tersebut
diawali oleh fungsi phisiologi dan kemudian aspek psikososial yang dapat
menyampaikan bagainana keadaan jasmani yan merupakan hal utama pada emosi dan
status kesadaran.
3. Teori harus relatif sederhana secara umum:
Teori Henderson relatif sederhana secara umum dengan
batasan yang sama. Karyanya dapat diterapkan pada kesehatan individu dari
segala usia, dan perawatan bermanfaat untuk berbagai tingkatan dan berbagai
budaya. Selain itu Henderson menganjurkan untuk melakukan penelitian dalam
keperawatan.
4. Dengan teori , seseorang dapat menyumbangkan
dan membantu dalam meningkatkan segala Ilmu pengetahuan dengan berbagai
disiplin melalui penerapan penelitian untuk pengesahannya. Pemikiran Henderson
tentang praktik keperawatan diterima dengan baik oleh seluruh dunia sebagai
dasar pemberian pelayanan perawatan.
5. Teori dapat dimanfaatkan oleh praktisi
keperawatan sebagai pedoman, dan untuk meningkatkan kemampuan praktik mereka:
Secara teori perawat harus memperbaiki praktik
keperawatan dengan menggunakan pengertian Henderson, serta ke 14 komponennya
untuk meningkatkan kesehatan individu, dan pemulihan dari penyakit. Hasil akhir
yang diharapkan akan menjadi ukuran dari angka kesembuhan, peningkatan, dan
pemeliharaan kesehatan, serta meninggal dengan damai.
6. Teori harus konsisten dengan teori, hukum, dan
prinsip yang sah, tetapi akan meninggalkan pertanyaan terbuka yang tidak
terjawab, dan dibutuhkan untuk diteliti. Konsep kebutuhan dasar manusia,
budaya, kemandirian, dan komunikasi dalam berinteraksi sangat banyak
dipertanyakan oleh peneliti keperawatan, dan juga di bidang soaial, serta
psikologi.
Perawat harus menerapkan responsibilitas dalam melakukan
investigasi pada praktik keperawatan.
Tujuan selanjutnya harus tergambarkan pada ukuran dari
kondisi kesejahteraan konsumen, kepuasan, dan rasa memiliki.
E. Penerapan Teori
Virginia Henderson
Penerapan proses
keperawatan dalam kehidupan sehari-hari menggunakan empat tahap :
1. Pengkajian
Pada pengkajian
ditekankan dalam hal “ Apakah klien mampu atau tidak mampu melaksanakansetiap
aspek hidup sehari-hari pasien? “. Saat pengkajian perawat dan pasien
mendiskusikan dan mengindentifikasi setiap aktifitas hidup sehar - hari, pasien
yang mampu dilaksanakan sendiri.
Apabila ditemukan adanya
ketidak mampuan pasien di dalam melaksanakan aktifitas hidup sehari - hari ,
berarti pasien, memerlukan bantuan dari perawat .Aspek – aspek yang perlu
dikaji pada aktifitas hidup sehari-hari adalah sebagai berikut :
a. Mempertahankan
lingkingan yang adekuat .
Mengkaji kemampuan pasien
dalam melakukuan keaman dan pencegahan pada saat melaksanakan aktifitas hidup
sehari –hari , termasuk faktor lingkungan , faktor sensori, serta faktor
psikososial .
b. Komunikasi
Melalui komunikasi antar
perawat , pasien dan keluarga dapat dikaji mengenai pola komunikasi dan
interaksi sosial pasien dengan cara mengidentifikasi kemampuan pasien dalam
berkomunikasi,
apakah ada kesulitan
dalam berbicara, dalam mendengar dan mengerti pembicaraan orang lain.
c Bernafas
Yang perlu dikaji antara
lain kemampuan pasien dalam melakukan ekspirasi dan inspirasi.
Apakah menggunakan
otot-otot pernafasan, bagaimana frekuensi pernafasan, pengukuran tidal volume
dan warna mukosa.
d Makan dan minum.
Mengkaji tentang
kemampuan pasien dalam memenuhi kebutuhan makan dan minum, tentang prilaku
makan dan minum, kemampuan menetukan makan dan minum yang memenuhi syarat
kesehatan, kemampuan memasak dan menyiapkan makanan sendiri.
e Eliminasi .
Mengkaji kemampuan BAB /
BAK serta fungsi dari organ -organ tersebut dan bagaimana pasien mempertahankan
fungsi normal dari BAB / BAK .
f. Kebersihan diri dan
berpakaian .
Mengkaji apakah ada
kesulitan dalam memelihara kebersihan dirinya , mengidentifikasi kulit, rambut,
kuku, telinga dan hidung.
g Memelihara temperatur tubuh.
Mengkaji pasien dalam hal
mempertahankan suhu tubuh tetap normal.
h Pergerakan/mobilisasi .
Mengkaji kemamppuan
aktifitas dan mobilitas kehidupan klien sehari-hari .
i Bekerja dan bermain.
Mengkaji pekerjaan pasien saat ini atau
pekerjaan yang lalu , mengkaji kemampuan aktifitas rekreasi dan relaksasi (
jenis kegiatan dan frekuensinya ).
j Seksual.
Mengkaji kemampuan pasien
dalam melaksanakan aktifitas seksual, kemampuan dalam mengekspresikan identitas
dirinya (maskulin/feminim ).
k Tidur.
Mengkaji kemapuan pasien dalam pemenuhan kebutuhan tidur ( pola,
jumlah, kualitas tidur ).
l Terminal/kematian
(menghadapi sakaratul maut)
Mengkaji kesiapan klien
dalam menghadapi kematian (harapan, perasaan).
2. Perencanaan .
Dalam perencanaan lebih difokuskan kepada
rencana tindakan keperawaan yang bertujuan agar pasien mandiri dalam melaksanakan
aktifitas hidup sehari-hari.
3. Pelaksanaan.
Melaksanakan apa yang telah direncanakan dan
mengindentifikasi kembali apakah masih ada aspek - aspek tindakan keperawatan
yang belum dapat mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan perencanaan.
4 Evaluasi.
Untuk mengukur hasil asuhan keperawatan yang
telah dilaksanakan dengan mengacu kepada tujuan yang telah ditentukan .
DAFTAR PUSTAKA
Tomey, M.A. 1994. Nursing Theorist and Their Work. St. Louis : Msby
Company
Erickson, H. C., Tomlin, E. M., and Swain, M.A.P. 2000. Modeling and
Role Modeling :
A Theory and paradigm for nursing.Fifth edition. Englewood Cliffs, NJ:
Prentice – Hall
Tidak ada komentar:
Posting Komentar